- Mematuhi dan bertindak sesuai aturan yang telah ditetapkan, sekalipun mungkin aturan tersebut dirasakan kurang adil, banyak lubangnya, atau kekurangan yang lain. Hal ini demi tercipta tertib terlebih dahulu. Setelah tertib barulah kita lakukan langkah dan pengertian kedua, yakni:
- Mengkritisi aturan yang dinilai memiliki kekurangan, dengan cara memberikan usulan, masukan dan saran peyempurnaan aturan yang bersangkutan. Dengan demikian aturan dapat menjadi lebih baik dan dan lebih adil bagi banyak orang.
VISI GEMAHIRA
Mewujudkan Masyarakat
Patuhi dan Kritisi
Daftar Anggota
- Hillon GBT001
- Andra GBT002
- Aldri GBT003
- Nieke GBT004
- Poewanto GBT005
- Dooty GBT006
- Mell Goa GBT007
- Ratno GYN008
- Willa GSUM009
- Irfan GJBD010
- Hari Primahadi GJBB011
- Dion GYN012
- Jojo GJBB013
- Dika GJTS014
- Ruhyat GJBB015
- Dwita GJJP016
- Andreas GJJT017
- Frans Bond GJJT018
- Reta GJJB019
- Evis GJJB020
- Olan GJTM021
- Barkah Sanyoto GJBB022
- Titi W GJJS023
- Roby S GSUM024
- Dirga S GBT025
- Fajar NH GYB026
- Momoy GJJT027
- Immanuel Lede GBT028
- Yuliastuti GJJP029
- Gita Witono GJJS030
- Bertus GJJT031
Latar Belakang GEMAHIRA
Perilaku paling nyata yang telah mampu memporakporandakan segala cita-cita dan konsep-konsep besar kehidupan bangsa Indonesia tercinta, pada hakekatnya berangkat dan bertumpu pada sesuatu yang sangat sepele dan sederhana ini , yakni: ‘Tidak Peduli Aturan’.
Perilaku sederhana ini telah sangat nyata merusak dan mendegradasi sedemikian rupa moral & martabat kemanusiaan sebuah bangsa yang memiliki visi dan tata nilai adiluhung, serta membangkrutkan secara material kemampuan ekonomi bangsa yang mematok ‘adil dan makmur’ sebagai salah satu (malah yang utama) tujuan nasionalnya.
Daya rusak perilaku tidak peduli aturan ini, dalam segi moral dan tata nilai dapat anda susun daftarnya setinggi Monas dan dan mungkin malah spanjang jalan di pulau Jawa, yang pada akhirnya berujung pada hilangnya nilai-nilai integritas, mentalitas kelimpah-ruahan serta rasa saling bergantung (interdependency) dalam konteks bermasyarakat dan berbangsa; sedangkan kerugian ekonomi daftarnya tidak terbilang banyaknya apalagi magnitudenya yanag pada akhirnya pun berujung pada praktek-praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
Perilaku sederhana dengan daya rusak yang begitu hebat ini sangat kasat mata dan dengan mudah ditemui setiap saat di seluruh pelosok negeri ini, bahkan ketika kita baru membuka mata kita: di depan rumah, di jalan raya, di pasar, di kantor, di pusat perbelanjaan, di sekolah, di sawah bahkan di tempat ibadah sekalipun. Tidaklah heran jika pada suatu ketika kala kita menemui seseorang yang bertindak sesuai aturan, hati kita serasa bagai disiram setetes air sejuk, ‘masih ada orang bermartabat di negeri ini!’
Walaupun memiliki daya rusak yang maha hebat, perilaku sederhana ini belum mendapat tempat dalam skala nasional untuk di bahas secara sungguh-sungguh, apalagi dijadikan komitmen bangsa untuk menghentikannya..
Menyadari itu GEMAHIRA bertekad membuat langkah awal, mengajak dan menggalang seluruh komponen bangsa untuk peduli aturan, dengan cara menjadi penggerak sekaligus wadah bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat untuk menjadi anggota GEMAHIRA. Menjadi orang-orang yang peduli dan berusaha menaati peraturan yang telah disepakati ataupun ditetapkan.
KAMI PEDULI !
Mari, secara bersama-sama kita peduli aturan, kita ajak dan kita dukung!!
Percayalah kita akan bisa melakukannyanya bersama-sama. Ayo!!
Salam Sobat!
Awalnya Hanya Sebuah Ide-(alisme)
Awalnya mengesalkan, tetapi akhirnya kami merasa geli campur prihatin melihat kesemrawutan di setiap sudut ibukota. Bukan hanya di jalan raya orang (terutama pengendara sepeda motor) tidak mempedulika aturan, tetapi di seluruh peri kehidupan: buang sampah sembarangan, tidak mau mengantre alias main serobot, parkir seenaknya, jualan tidak pada tempatnya, dan sejuta contoh yang bisa anda lihat di sekitar anda hingga kami berkesimpulan mungkin hanya tinggal satu saja atran yang masih dipatuhi yakni memasi masjid harus melepaskan alas kaki!
Berkali-kali kami berdebat dan berargumen kenapa bisa sekacau ini negeri tercinta ini? Mulai dari kepemimpinan yang tidak becus mengurus negara, aparat penegak hukum yang bagai pagar makan tanaman, kemiskinan yang menjadi sahabat setan, hingga para ulama yang berkelakuan bak 'nikow cabul' dalam kisah-kisah yang ditulis oleh Kho Ping Ho.
Yang jelas kami sepakat dalam 2 hal, pertama betapa kerugian begitu besar akibat ketidak-tertiban ini ditinjau dari segi ekonomi maupun degradasi moral. Para ahli tentu bisa mengkalkulasi besarnya biaya akibat pemborosan bahan bakar dari ribuan kendaraan yang terjebak macet, lalulintas ekonmi yang tersendat, polusi dara yang menyengat, pemanasan global, hingga stress dan dampak penyakitnya akibat kesal, lelah dan frustrasi. Itupun hanyalah segmpal jung dari gunung es kerugian yang ditimbulkan dari ketidak-tertiban ini.
Anehnya pemerintah tampaknya tidak menganggap penting masalah ini, buktinya tidak ada kementerian atau lembaga atau komisi yang khusus menangani masalah ini. Mestinya ada dan tidak diserahkan kepada fungsi masing-masing seperti Depdiknas, Polri da yang lain yang terbukti mandul dalam urusan mebuat warga negara ini menjadi lebih beradab. Lucunya Kebudayaan diserahkan ke Departemen Pariwisata yang melulu ngurusin 'peninggalan budaya' bukan 'membangun budaya bangsa'. Mau jadi bangsa apa kita. Jangan kira orang luar negeri kagum ditunjukin peninggalan budaya leluhur, mereka justru nyengir mencibir "Apa benar peninggalan itu pernah ada, wong nyatanya sekarang tak berbudaya, kok?"
Hal yang kedua kami sepakat yakni bahwa pada dasarnya kita semua, orang Indonesia ini, punya hasrat untuk tertib dan hidup nyaman. Tetapi karena orang lain tidak tertib maka dari pada tidak kebagian mereka kemudian juga ikut tidak tertib. Tetapi kami berdua yakin bahwa banyak orang yang berharap kalau saja ada yang mengajak tertib merekapun akan ikut tertib juga.
Itulah pembicaraan kami 6 tahun yang lalu, dan kami pulang dengan pikiran masing-masing. Dan kebetulan awal April 2008 yang lalu kami bertemu lagi dalam satu mobil, dan menghadapi kemacetan dan kesemrawutan yang lebih gila lagi! Perbincangan yang dulu itu bergaung lagi...dengan rasa prihatin yang lebih dalam juga.
Tetapi kami tetap yakin banyak orang yang berbudi luhur dan berkeinginan tertib. Keyakinan kami itu diperkuat oleh kenyataan bahwa banyak diantara kita orang-orang yang dengan sukarela mau membantu orang lain dengan cranya sendiri. Dalam kemacetan yang mengesalkan itu kami merasa terhibur oleh Radio Elshinta yang setiap saat menyiarkan informasi kemacetan, kecelakaan, bencana dan sebagainya dari orang-orang yang secara sukarela menyampaikannya ke radio ini demi agar orang lain bisa terhindar dari situasi yang tidak menyenangkan itu. Banyak, sungguh banyak sekali pendengar radio itu (dan juga pendengar radio berita lainnya)di berbagai pelosok negeri negeri ini yang berbudi luhur dan berkeinginan tertib.
Itulah sebabnya kami akan memulainya dari diri kami masing-masing, lalu mengajak teman, dan mengajak lagi..terus dan terus. Karena itu pula kami bertekad mendirikan GEMAHIRA ini sebagai wadah pemersatu, konsolidasi dan wahana komunikasi bagi kita yang berkeinginan hidp di Indonesia yang tertib, nyaman dan aman.
Dan kami yakin anda salah sat diantara orang-orang berbdi luhr itu.
Jakarta, Oktober 2008
Hillon I. Goa
Apa sih Manfaat Ikut Gemahira
Gerakan Masyarakat Hirau Aturan
GEMAHIRA
MANFAAT GERAKAN PEDULI ATURAN
Gerakan peduli aturan tentu dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi siapapun yang mengikutinya. Gerakan yang g cuma-cuma alias g r a t i s ini sebenarnya merupakan kewajiban hidup yang selalu ditanamkan oleh setiap orang tua kepada anak-anaknya, dus bukan sesuatu yang sesungguhnya baru dan asing. Namun karena tertib dan taat aturan sudah menjadi barang langka di negeri kita, mari kita memulainya kembali!
Berikut ini manfaat yang dapat dipetik oleh berbagai pihak.
Bagi Individu:
1. Meningkatkan Prestige dan nilai diri sebagai manusia yang bermartabat
2. Menghilangkan stress dengan bertindak aktif
3. Sarana Mengembangkan diri dan karier (Personal Development)
4. Membangun Network & Peluang kerja
Bagi Masyarakat Umum dan Bangsa:
1. Ketertiban
2. Kelancaran beraktifitas
3. Kenyamanan dan Keamanan
4. Masyarakat yang Lebih Santun
5. Mangangkat Harkat dan Martabat bangsa
6. Penghematan Bahan Bakar
7. Efisiensi Biaya-Biaya Tersembunyi
8. Mengundang Investasi
9. Mengundang Wisatawan LN
10. Mengurangi Pengangguran
Bagi Lembaga/Individu Sponsor
Gerakan Peduli Aturan bersama GEMAHIRA ini akan diposisikan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu prestige bagi siapapun termasuk institusi pemerintah maupun swasta. Kerjasama GEMAHIRA yang erat dengan media massa akan sangat membantu membangun citra bagi para sponsor.
Karena itu, manfaat bagi para sponsor antara lain:
1. Meningkatkan Citra dan Eksistensi diri/ institusi
2. Mempertinggi tingkat acceptance masyarakat
3. Mendukung Pencapaian Visi dan Misi (Three Bottom Line: Profit, People, Planet)
4. Sarana Promosi yang efektif
Gemahira supports CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Movement
Bagi Institusi Pembentuk Kelompok Peduli Aturan
1. Idem Bagi Lembaga Sponsor (dalam kadar yang berbeda)
2. Membangun Etos & Budaya Kerja Organisasi yang tertib dan disiplin
3. Meningkatkan Efisiensi dan Produktifitas usaha
Salam Sobat!